1.14.2016

Dialah orangnya

Sejatinya hidup adalah dia
Belajar mencintai sendiri dari aku mencintainya
Seraya selalu menikmati pagi dan senja
Menyaksikan mentari menggeliat dari mimpi 

Setidaknya aku dan dia sekarang menjadi pejuang yang bertualang
Yang mengemasi masa lalu dan berjalan bersama menyusuri masa depan
Selalu ada jurang, kita hadapi
Karena kebahagiaan aku dan dia yang menjembatani semua liku

Dia bukan sekedar pilihan untukku memilih namun aku perjuangkan
Adalah dia yang selalu pasang dan tak pernah surut dibalik setiap doa
Entahlah bagaimana mulanya sehingga dia menelan habis usiaku
Yang hari demi hari dia menghapus deritaku detik demi detik

Waktu itu malam, aku menangis sesak
Ragu dan cemas mengintai
Doaku saat itu "Tuhan, Bolehkah aku mengintip sedikit saja takdirku kelak?"
Adalah dia yang pertama mengusap air mataku dalam pelukan, ini jawaban atas semuanya.

Aku dan dia adalah senja yang mengagumi cahaya dan gelap
Merasakan hangat senja itu dari pelukannya
Langit sore itulah yang merajut untaian cerita
Kasih sayangnya diluar pemahaman namun aku bahagia, selesai !

Jan,15

12.14.2015

Pembawa Indah

Kala itu hampa mengendap
Berjalan pun tanpa menoleh
Sebab tatapan kosong masih merasuki
Jiwa tanpa makna dan hati tanpa harap

Siang pun tiba dengan membawa hangat
Sapaan pertama cukup membuat senyuman merekah
Ada selingan tawa bercampur tanya
Adalah dia yang mengawali catatan baru

Tak butuh beribu tanya untuk menjawab ungkapannya
Singkat saja namun cukup membuat lupa akan arti hampa
Senyuman kini yang merasuki hari-hari
Dimana raga pun terisi ribuan lorong yang bercelah warna-warni

Doa apa yang di panjatnya untukku
Hingga kini aku sering menoleh
Tatapan ku sering saja mengintainya
Dan lisan pun tak lelah menceritakanya

Kebahagiaan macam apa ini
Sampai aku tak lelah berucap syukur padaMu karena nya
Inginku menjaga setiap rasa yang selalu berubah menjadi semakin
Dengan meminta ridho Mu yang teramat berharga

Terimakasih atas skenerio indahMu
Yang selama ini hanya ada dalam delusi ku saja
Anganku tak lepas dari rangkaian sajak yang tertulis dari sang penyair
Indahnya abadi tak berujung

12.07.2015

Ada Kamu

Salahku ?
Kamu pergi
Salahku?
Aku menantimu kembali
Salahku?
Terus menanti
Salahku?
Berusaha melupakanmu
Salahku?
Mendapatkan cinta baru
Salahku?
Kau akhirnya kembali
Salahku?
Aku membencimu
Salahku?
Aku sungguh  membencimu

Sesaat sebelum kau datang (lagi)
Sosok dia hadir meski baru dalam angan
Entahlah dia membuatku melupakanmu sejenak
Setelah sekian malam sulit kulewati

Percayalah
Aku pernah berpasrah kepada waktu 
Berharap setiap saat kau datang kembali membawa harapan baru
Namun ini jawaban atas doa yang terpanjat

Meski dari lubuk ini doa ku masih berucap namamu
Bahagialah dengan jalanmu
Janjiku akan bahagia juga
Sekarang saatnya kita serahkan kepada waktu

Des,7



10.09.2015

Pejamkan Matamu dan Dengarkan







Rindu itu lama tak bersua

Bagaikan senja menanti hujan dalam kemarau
Tak biasanya bait sajak mengalir bersama air mata 
Entahlah harapan penantian macam apa ini
Seandainya dewa harapan selalu mengabulkan apa yang ditangisi sajak
Keindahan hidup selalu mendampingi
Seperti lebah madu mengitari kuncup bunga merah itu

Pejamkan mata sejenak saja
Rasakan udara yang menyentuh setiap jemari lembutmu
Disitulah setiap huruf dalam doa menghampirimu
Memastikan jemari itu tetap hangat
Seperti saat berjabat tangan setiap malam
Yang tak ingin lepas 
Karna saat ini aku tau itu menjadi yang terakhir

Begitu cepat perubahan itu
Begitu dekatkah antara benci dan cinta
Tak berharap lebih
Hanya biarkan waktu yang menentukan akhir kebersamaan
Gandenglah tangan ini
Melangkah bersama sampai gelap ini berakhir
Takutku, takutmu jadikan itu kekuatan  


Oct 9,


9.30.2015

Kebahagiaan di harimu


Hari ini tepat sang fajar sebelum terbangun namun pagi sudah disebutkan
Tibalah hari dimana sosok manusia kecil tak bernama melihat jagat beberapa tahun silam lamanya
Merdu tangisan itu sudah berganti menjadi suara sang pemimpin
Jemari lembutnya dulu sudah berganti pula dengan tangan yang kokoh
Rengekan manja pun sudah berbuah kebijaksaan

Doa terbaik selalu dilantunkan mengiringi tangan ini berdzikir
Ucapku mungkin tak seberapa dengan ribuan doa yang mencintainya
Namun bahagiaku melihat manusia kecil manja menjadi sosok tokoh
dalam cerita delusi ku yang tak pernah berujung sampai keajaiban yang mengakhirinya
Namun doa pengharapan apa yang dia sebut tadi pagi?

Merasakan kehangatan dari tatapanya yang meski tajam
Dan bulan sabit menyerupai senyumnya pagi itu
Harapanku tak kabur
Semoga namaku ada dalam bait doa nya tadi pagi
Setidaknya dia melihatku ketika membuka mata selepas matanya terpejam memohon harap

Api diatas lilin-lilin kecil itu tak lama hilang dalam hembusan doa yang dipanjat
Seketika senyuman itu menjadi makna indah dalam nyata
Bahagialah meski bersamaku itu mungkin jauh dari nalarmu dan hanya duduk disini melihatmu Tersenyum membuatku bahagia
Ukirlah sejarah dimana sang embun telah menjadi hujan
Tetetes nya pun penuh dengan kesejukan

Sept 30,

9.26.2015

Hai Senja

Senja,
Apa ini doamu
Yang setiap malam kau lantunkan dengan hati tulusmu itu
Yang setiap kali sujudmu banjir air mata
Hadirku mungkin hanya benalu dalam setiap alunan hidupmu
Sebelum itu terjadi kau meninggalkan jejakmu dalam-dalam
Hingga setengah jiwaku kau ambil
Lantas kau bawa kemana?

Senja,
Untuk siapa kau berjuang setelah ini
Kau gelisah bukan untukku
Kau berdoa bukan menyebut namaku
Akalku tak sanggup menafsirkan arti banyak makna dalam tingkahmu
Hati mana yang kau tuju?
Raga mana yang kau maksud?
Padahal hari-hari kita baru akan terukir
Seketika hilang bak ombak menghapus tulisan di atas pasir
Kita baik-baik saja bukan?

Senja,
Banyak kisah yang ingin ku ceritakan
Banyak tempat yang ingin ku kunjungi
Banyak film yang ingin ku lihat
Banyak teman yang ingin ku kenalkan
Banyak sajak yang ingin ku tulis
Itu semua dengan mu bersamamu untuk mu
Disini ku hanya bisa berucap dalam sujud setiap doaku
Niat baik tak selamanya akan baik
Aku tau itu
Hanya saja
Aku belajar bersyukur dan ikhlas

Sept 26,

9.17.2015

Akhir yang Entah

Awal yang indah
Perjalanan yang rumit
Tak tau akhir seperti apakah yang didapatkan
Hanya saja berharap sesuai doa disetiap sepertiga malamku

Sibukku hanya untuk kosongku
Setiap renungku kaset itu berputar dalam angan
Tak ada yang kusut
Semua tampak jelas adanya

Sajak anggun mu terlalu mudah dibaca hati
Sampai kunci hati itu terbuka
Ini bukan sajak
Namun mantra kejatuhan hati

Sudahi jika tak pasti
Jangan ada goresan
Sebelum harapan lautan menjadi bencana
Dan hujan air mata

Aku bukanlah aku
Hanya saja aku akan berusaha menjadi aku yang diinginkan
Tetaplah mengagumkan sampai nanti
Sampai akhir entah pasti

Sept 18,